Gemar Mengaji

Gemar (Gerakan Maghrib) Mengaji

Gambar mungkin berisi: 13 orang, orang duduk

Gemar mengaji merupakan tradisi anak-anak kampung dari dulu sampai sekarang yang tak lekang oleh waktu. Meskipun hujan, mereka tetap berduyun-duyun berangkat ngaji. Yang membedakan zaman dulu mereka (anak-anak) belum banyak yang mengenal metode jilid, metode yang digunakan adalah turutan (bagian dari kitab juz 'amma), kemudian surat-surat pada juz 'amma (binnadzor), setelah itu hafalan mundur dari surat 'amma (an-naba) s.d. an-nas.

Kalo sekarang lebih praktis, karena sudah banyak metode belajar membaca Al-Qur'an. Di lingkungan NU pun sudah banyak para kyai yang membuat metode-metode tersebut, salah satunya adalah metode Yanbu'a oleh Simbah Yai Arwani Kudus. 

Di Jatibarang metode Yanbu'a sudah banyak digunakan oleh guru-guru ngaji (baik personal maupun lembaga/TPQ), termasuk yg digunakan di Madrasah Baitussa'adah (MBS) Jatibarang Lor.
Keterangan foto tidak tersedia.

Pada dasarnya metode yang digunakan dalam belajar membaca Al-Qur'an, baik zaman dulu maupun sekarang adalah sama, sama-sama ikhtiar dalam rangka mengenalkan dan membekali anak-anak dengan Al-Qur'an sejak dini.

Gambar mungkin berisi: 6 orang, orang duduk dan dalam ruangan