GP Ansor Jatibarang luncurkan Koin Ansor

  

Bersamaan dengan kegiatan rutinan Majlis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor yang digelar di Masjid An-Nur Jatibarang Kidul pada Jum’at malam (28/02), Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Jatibarang melaunching program koin Ansor. Program koin ansor yang diberi nama “KANTJA (Koin Ansor kecamaTan Jatibarang)” secara resmi diluncurkan dihadapan 125 Kader Ansor-Banser se-Kecamatan Jatibarang saat konsolidasi internal setelah kegiatan rutinan MDS Rijalul Ansor (28/02) selesai. Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Jatibarang, sahabat Moh Ircham Arifudin menyampaikan bahwa tujuan koin Ansor ini merupakan salah satu bentuk pengejawantahan “kemandirian organisasi” sebagaimana visi GP Ansor yang termaktub dalam PD-PRT dan PO GP Ansor. Harapan ke depan hasil koin Ansor dapat menopang kebutuhan finansial organisasi baik di tingkat ranting maupun tingkat PAC, sehingga semakin memperkokoh kemandirian organisasi. Untuk saat ini yang terpenting adalah program koin Ansor ini bisa berjalan dulu saja, kami tidak memasang banyak target. Untuk pematangan program nantinya akan ada evaluasi tiap akhir bulan saat pengumpulan koin dari seluruh kader Ansor-Banser Jatibarang.

Dalam kesempatan yang sama juga disampaikan bahwa pada kepengurusan periode ini sangat mendambakan adanya sekretariat/kantor PAC GP Ansor yang permanen, selama beberapa periode kemarin, Ansor Jatibarang difasilitasi sebuah ruangan di Gedung NU Kecamatan namun tidak bisa maksimal memanfaatkan fasilitas tersebut dikarenakan saat ini gedung NU Kecamatan Jatibarang dipakai untuk aktifitas kantor guru & TU SMK Ma’arif NU 01 Kec. Jatibarang. Dan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, setelah melalui proses silaturrohmi dengan para sesepuh kader Ansor-Banser di Jatibarang dan mendapat respon positif, beberapa dari mereka menawarkan tempat (rumah kosong) yang bisa dimanfaatkan untuk aktifitas kesekretariatan /kantor PAC GP Ansor Jatibarang secara cumah-Cuma (tanpa dipungut uang sewa), setidaknya ada 3 tempat yang sudah tersedia, setelah dimusyawarahkan di internal pengurus harian disepakati tempat yang akan digunakan untuk berkantor milik sesepuh kader Ansor, Ust. H. Ali Mursyidi, S.Pd.I. di wilayah Desa Kertasinduyasa, sehingga selama satu periode kepengurusan mendatang PAC GP Ansor Jatibarang akan berkantor (aktifitas kesekretariatan) di desa Kertasinduyasa.

Pada acara konsolidasi internal disosialisasikan juga program zonasi ranting untuk pelaksanaan rutinan Majlis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor oleh Wakil Ketua 4 Bidang MDS, Sahabat M. Adib Asy Syadzili, S.Pd.I. Dari jumlah 17 ranting Ansor yang ada di Kecamatan Jatibarang terbagi menjadi 4 (empat) zona/wilayah, masing-masing zona terdiri dari 4 sampai 5 ranting/desa yang berdekatan. Mekanisme pelaksanaan rutinan MDS Rijalul Ansor :
1) mengedepankan gotong royong antar ranting dalam 1 zona. Setiap ranting dalam zona tersebut wajib bahu-membahu, gotong royong membantu ranting yang jatuh gilir dalam hal teknis persiapan dan pelaksaaan rutinan MDS meskipun pada bulan tersebut bukan giliran rantingnya.
2) Revitialisasi nilai dan tradisi wiridan/dzikiran. Diantara tradisi yang semakin hilang adalah pembiasaan wiridan/dzikiran, padahal tradisi ini dapat melatih kesabaran kita. Konsep rutinan MDS Rijalul Ansor ke depan adalah membiasakan wiridan (para acara) sembari menunggu jamaah berkumpul. Tujuan dari wiridan/dzikiran para acara adalah meminimalisir ngobrol, guyon, dan lain sebagainya.
3) Rolling MC dan kultum tiap ranting. Hal lain yang berbeda pada konsep rutinan MDS Rijalul Ansor kepengurusan sekarang yakni adanya rolling MC dan kultum tiap ranting. Harapan kami ke depan, siapapun kader Ansor-Banser akan selalu “siap” bilamana dalam suatu kegiatan di masyarakat dibutuhkan untuk menjadi MC atau membawakan sambutan/prakata.

4) Jadwal pelaksanaan rutinan MDS Rijalul Ansor berbasis zona setiap minggunya. Minggu ke-1 jadwal zona 1 untuk melaksanakan rutinan MDS Rijalul Ansor, minggu ke-2 jadwal zona 2 untuk melaksanakan rutinan MDS Rijalul Ansor, minggu ke-3 jadwal zona 3 untuk melaksanakan rutinan MDS Rijalul Ansor, minggu ke-4 jadwal zona 4 untuk melaksanakan rutinan MDS Rijalul Ansor. Sehingga harapan ke depan, tiap minggu ada kegiatan rutinan MDS Rijalul Ansor di wilayah Kecamatan Jatibarang. (iz)


Kyai Afifulloh : Betapa sakralnya NU, Jangan main-main dengan NU






Ngaji ke-NU-an merupakan salah satu sesi dalam kegiatan rutinan Majlis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor yang digelar di Masjid An-Nur Jatibarang Kidul pada Jum’at malam (28/02) oleh Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Jatibarang, meski dalam guyuran hujan sejak jum’at sore, kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan lancar dan sukses, sekitar 180-an warga hadir di Masjid An-Nur. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Tokoh-tokoh masyarakat, Kepala Desa Jatibarang Kidul, perwakilan dari banom-banom NU, dan seluruh kader Ansor-Banser se-Kecamatan Jatibarang.

Acara diawali dengan pembacaan Maulid Nabi dan Tahlil masal yang di-imami oleh Habib Umar bin Salim Basyaiban, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, ngaji ke-NU-an dan doa bersama. Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Jatibarang, sahabat Moh Ircham Arifudin dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama periode kepengurusannya akan difokuskan pada penguatan kapasitas (capacity building) Kader Ansor-Banser melalui program-program yang berbasis lifeskill. Selain itu, pelestarian tradisi-tradisi Ke-NU-an juga akan menjadi prioritas programnya.

Puncak dari kegiatan rutinan MDS Rijalul Ansor adalah ngaji Ke-NU-an yang disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Jatibarang, Kyai Afifulloh. Beliau menyampaikan banyak materi ke-Nu-an dihadapan jamaah yang hadir, dari mulai sejarah berdirinya NU, mengapa kita harus ber-NU, sampai beberapa cerita nyata (testimoni) kesakralan jamiyyah Nahdlotul Ulama’ yang didirikan Hadratussyekh Hasyim Asy’ari pada tahun 1926 silam.

“Betapa sakralnya NU, Mbah Hasyim Asy’ari saat hendak mendirikan Jam’iyyah Nahdlotul Ulama’ melakukan riyadhoh, berpuasa, bertirakat, beristikhoroh, dan Beliau mimpi bertemu Rosulullah SAW sampai enam kali berturut-turut. Dalam setiap mimpinya, Rosulullah SAW menyampaikan pesan yang sama kepada Beliau: Bentuklah Aswaja. Sehingga NU merupakan jam’iyyah yang mendapat restu langsung dari Rosulullah SAW, jadi jangan main-main dengan NU (berbuat hal yang negatif), siapapun yang main-main dengan NU bakal kualat dan hidupnya tidak berkah”, ujar Kyai Afifulloh dengan penuh semangat.

Kegiatan MDS Rijalul Ansor putaran perdana ditutup dengan doa bersama yang di-imami langsung oleh KH. Farikhin Masyhadi (Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Jatibarang). (iz)

Habib Umar bin Salim Basyaiban pimpin Muludan di MDS Rijalul Ansor Jatibarang


 
   

Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Jatibarang mengadakan kegiatan Majlis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor di Masjid An-Nur Jatibarang Kidul pada Jum’at malam kemarin (28/02). Selepas Isya, pembacaan Maulid Nabi dipimpin (di-imami) oleh Habib Umar bin Salim Basyaiban. Satu per satu jama’ah mulai hadir di Masjid An-Nur meski dalam kondisi hujan di sekitar masjid, suasana semakin khidmat saat mahalul qiyam, lantunan suara-suara nan merdu vokalis grup hadroh An-Nur “Ahbabunnabi” yang dipadukan dengan ritme pukulan rebana dan alat musik lainnya mampu membawa jamaah yang hadir ke dalam puncak kenikmatan bersholawat kepada Nabi, tanpa disadari banyak dari jamaah yang berurai air mata.

Setelah selesai sholawatan, Habib Umar bin Salim Basyaiban melanjutkan acara dengan Tahlil masal dengan lebih dari 300-an daftar Almarhumin yang ditawasuli/dikirim doa. Daftar tersebut merupakan para Almarhumin dari kaum Masjid An-Nur dan masyarakat setempat yang dikumpulkan sore sebelum acara, mereka berduyun-duyun menyerahkan list nama keluarga yang telah wafat untuk dikirimi doa, dikalangan warga Nahdliyin, tahlil masal merupakan hal yang sudah biasa dan sering dilakukan.

Acara dilanjutkan dengan ngaji ke-NU-an yang disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Jatibarang, Kyai Afifulloh. Beliau menyampaikan banyak materi ke-Nu-an dihadapan 180-an jamaah yang hadir, dari mulai sejarah berdirinya NU, mengapa kita harus ber-NU, sampai beberapa cerita nyata (testimoni) kesakralan jamiyyah Nahdlotul Ulama’ yang didirikan Hadratussyekh Hasyim Asy’ari pada tahun 1926 silam.

Kegiatan MDS Rijalul Ansor ditutup dengan doa bersama yang di-imami oleh KH. Farikhin Masyhadi (Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Jatibarang), turut hadir dalam kegiatan tersebut seluruh kader Ansor-Banser se-Kecamatan Jatibarang, perwakilan dari banom-banom NU, tokoh-tokoh masyarakat dan Kepala Desa Jatibarang Kidul yang baru dilantik. (iz)
 

Bendera & Simbol² sebagai penanda adanya kegiatan NU




Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Jatibarang akan mengadakan kegiatan rutinan Majlis Dzikir & Sholawat Rijalul Ansor putaran perdana yang akan dilaksanakan pada hari jum'at malam sabtu, 28 Februari 2020 bertempat di Masjid An-Nur Jatibarang Kidul. Acara akan dimulai pukul 19.30 WIB (ba'da Isya) diawali dengan pembacaan Maulid Nabi yang diiringi oleh Grup Hadroh Ahbabunnabi, dilanjutkan dengan dzikir bersama, sebagai acara inti adalah ngaji ke-NU-an yang akan disampaikan oleh Tanfidziyah MWC NU Kec. Jatibarang, dan Doa penutup Insyaallah akan di-imami langsung oleh Rois Syuriah MWC NU Kec. Jatibarang.

Untuk menambah semarak, dipasang bendera & simbol² Jam'iyyah Nahdlatul Ulama' di sepanjang Jl. KH. Fatkhurrozak (akses jalan ke Masjid An-Nur), hal ini sebagai penanda kepada masyarakat bahwa akan diadakan kegiatan NU tidak jauh dari bendera & simbol² yg terpasang. Ini juga merupakan ikhtiar dalam merawat & melestarikan tradisi positif yg sudah ada sejak dulu di masyarakat Jatibarang.

Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah tung-tung grumbyung untuk mempersiapkan kegiatan perdana ini, secara khusus kepada segenap pengurus Masjid An-Nur & masyarakat blok Dukuhturi, serta sahabat-sahabat Ansor-Banser Jatibarang.

Monggo sahabat-sahabat untuk bareng² hadir di Masjid An-Nur untuk sholawatan, dzikiran & ngaji ke-NU-an. Insyaallah bermanfaat.

Sahabat Lindi Utomo Nahkodai Ranting Ansor Desa Karanglo



Semangat Konferancab GP Ansor Kecamatan Jatibarang awal februari yang lalu ternyata membawa efek tersendiri bagi Ranting Ansor desa Karanglo, seperti tak ingin ketinggalan dengan ranting-ranting Ansor yang lainnya di wilayah Kecamatan Jatibarang, Pengurus Ranting Desa Karanglo yang sudah habis masa khidmadnya melaksanakan Rapat Anggota (RA), Rabu malam (26/02) bertempat di Musholla Baiturrohim Karanglo.

Seluruh anggota dan pengurus ranting Ansor hadir dalam Rapat Anggota tersebut, termasuk Pengurus Ranting NU dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, serta Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Jatibarang. Pada sesi pemilihan ketua dalam rapat tersebut, terpilihlah Sahabat Lindi Utomo (yang akrab disapa kang lebe) secara aklamasi sebagai ketua baru GP. Ansor Ranting Karanglo masa khidmad 2020-2022.

Ketua PAC GP Ansor Kec Jatibarang, Moh. Ircham Arifudin dalam sambutannya menyampaikan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat ranting Ansor Desa Karanglo yang sudah melaksanakan Rapat Anggota dan sudah berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan baik dalam organisasi maupun sosial kemasyarakatan di Desa Karanglo.

Lebih lanjut ircham menyampaikan ucapan selamat berkhidmat kepada sahabat Ketua ranting terpilih sembari berpesan untuk menata kembali niat khidmah kepada NU melalui washilah Ansor, jangan meninggalkan tradisi bersilaturahmi. Karena dengan bersilaturahmi banyak manfaat yg akan didapatkan untuk kepentingan organisasi Ansor khususnya & Jam'iyyah Nahdlatul Ulama' pada umumnya.


Keistimewaan Bulan Rajab bagi warga NU


Bagi warga NU bulan Rajab mempunyai makna istimewa, sebab bulan Rajab merupakan syahrullah (bulannya Allah) di mana kita diperintahkan untuk lebih membersihkan nurani kita dalam rangka menyambut kehadiran bulan suci ramadhan. Sebagaimana doa yang diajarkan oleh baginda Rasulullah yang selalu kita dengungkan:
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.” (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)

Keistimewaan selanjutnya, Jam'iyyah Nahdlatul Ulama didirikan pada bulan Rajab. Hadratussyaikh Romo KH Hasyim Asy'ari setelah mendapatkan isyarah tongkat dari Syaikhona Kholil Bangkalan, yang merupakan guru dari ulama-ulama besar Nusantara, mendirikan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926.
Oleh karena itu kita selaku warga NU harus yakin bahwa keberadaan Nahdlatul Ulama ini sengaja diadakan oleh Allah untuk keselamatan kita dan keluarga kita, bahkan untuk keselamatan bangsa dan negara yang kita cintai ini, sebab NU merupakan warisan dari para Waliyullah.

Selamat Harlah ke-66 Rekan² IPNU



Teruslah belajar, berjuang, berkhidmat dan bertaqwa.
إذا الفتى حسب اعتقده رفع # وكل من لم يعتقد لم ينتفع

Ber-Ansor itu Asyik, ada ngaji digital media-nya juga lho...



Kegiatan Ansor itu banyak, Kader Ansor yang tersebar di berbagai tingkatan harus bisa menjadi pelopor untuk perubahan perilaku masyarakat, melalui penyebarluasan informasi yang akurat dan cepat. Madrasah Cybermedia menjadi gerbang awal bagi Kader Ansor untuk melakukan pemberdayaan, termasuk menangkal berita hoak dan menjawab konten-konten yang tidak layak konsumsi masyarakat. Demikian disampaikan oleh Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Brebes Ahmad Munsip pada saat pertemuan MCM (Madrasah Cyber Media) di Gedung MWC NU Kecamatan Bulakamba, Sabtu (22/02/2020).



Sebagai warga yang baik, Nahdliyin dididik untuk terbiasa tidak riya (pamer) atas perbuatan baik yang dilakukan. Namun, dalam kegiatan jurnalistik yang mempublikasikan kegiatan-kegiatan NU bukan riya. Justru bernilai ibadah. Demikian disampaikan Ketua PAC GP Ansor Bulakamba Brebes, H Ghofar Mughni, saat menyampaikan sambutan Pembukaan Madrasah Cyber Media (MCM) PC Ansor Brebes, di Aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Bulakamba, Sabtu (22/2). Untuk itu, lanjutnya, harus diniatkan ibadah dan dakwah agar Nahdliyin yang belum berkesempatan hadir di suatu kegiatan bisa mengetahui pelaksanaan kegiatan melalui publikasi media. "Bahkan, derajat amalan keilmuan jurnalis sama tinggi dengan kiai. Karena menyebarkan isi kajian Sang Kiai seperti yang disampaikan kiai," ujar H Ghofar Mughni yang juga anggota DPRD Brebes ini. Senada, Ketua PC Ansor Brebes Ahmad Munsip mengajak kadernya untuk bergerak di dunia maya. Hal ini untuk mengimbangi dan mewarnai media online agar tidak dikuasai kelompok-kelompok radikal.  "Saat masyarakat membutuhkan informasi tentang keislaman, maka yang harus muncul di mesin pencarian google atau Google Search adalah produk NU," tandas Munsip.

Pergerakan itu, lanjutnya, harus dilakukan dari Ansor di tingkat paling bawah, yang dekat dengan kiai-kiai kampung yang justru lebih hebat dan mengilhami. Ansor harus mengasah diri dengan mengeluarkan potensi dan bakat yang dimilik utamanya di bidang jurnalis dan media melalui MCM. 





Ketua panitia M Muzaqi menjelaskan, tujuan digelarnya MCM sebagai pemberdayaan kader dalam bidang dakwah media sosial. Khususnya, penguasaan informasi-komunikasi dan jurnalistik dasar. Melalui kegiatan ini, lanjut dia, kader dapat memperkenalkan dan mempublikasikan tokoh-tokoh NU setempat, hasil-hasil kajiannya dan kutipan-kutipannya (quotes) melalui media sosial dan website. Juga, dapat membuat dan mempublikasikan konten-konten menarik yang sejalan dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah Nahdlatul Ulama  “Selain itu, peserta dapat menulis berita, artikel, opini dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Dapat menangkal berita hoaks yang akhir-akhir ini banyak dan massif beredar di dunia maya dengan menyebarkan dan informasi-informasi yang bermanfaat dan membangun optimisme, serta menjaga kebinekaan,” terangnya. 

MCM digelar di dua tempat, tercatat ada 85 peserta yakni di zona 1 wilayah Brebes Utara dan Tengah, dan 20 peserta di zona 2 wilayah Brebes Selatan.


Lailatul Ijtima' sudah ada sejak dulu dan bukan kegiatan kemarin sore (baru ada)


Kegiatan rutin Lailatul ijtima' Pengurus Ranting NU Jatibarang Kidul pada bulan ini bertempat di Masjid At-Taqwa Komplek Perumahan Jatibarang Indah. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 22/02/2020 malam dihadiri oleh perwakilan dari pengurus MWC NU kecamatan Jatibarang, PAC GP Ansor Kec. Jatibarang, Pengurus Ranting NU Desa Jatibarang Kidul serta puluhan kamu sekita Masjid At-Taqwa Komplek Perumahan Jatibarang Indah.

Kegiatan rutin Lailatul ijtima' kali ini diawali dengan pembacaan daftar Almarhumin para sesepuh & kaum Masjid At-Taqwa, hadiah Surat Al-Fatihah, pembacaaan Surat Yasin & Tahlil, disempurnakan dengan Sholat Ghoib & doa untuk para muassis & ulama-ulama Jam'iyyah Nahdlotil'Ulama.

Selanjutnya, seremonial acara Lailatul Ijtima' yang dibarokahi dengan lantunan ayat-ayat Suci Al-Qur'an & Sholawat Badar yang dibawakan oleh Musthofa Ismail menambah khidmat suasana malam di sekitar Masjid At-Taqwa. "Kami berharap dengan adanya kegiatan lailatul ijtima ini bisa menjadikan kaum lebih dekat kepada Allah dan lebih suka untuk ibadah di Masjid At-Taqwa", ujar Dhomiri selaku DKM masjid saat memberi sambutan. Hal tersebut diperkuat oleh Yusuf Helmy selaku pengurus ranting NU Jatibarang Kidul yang menceritakan bahwa kegiatan Lailatul Ijtima' sudah ada dari zaman dahulu dan bukan sebuah kegiatan yg baru-baru ada (kemarin sore), beliau juga menceritakan sejarah awal NU masuk di Jatibarang.

Intisari kegiatan Lailatul Ijtima' adalah ngaji ke-NU-an oleh KH. Husni Faqih yang membahas panjang lebar mengenai mazhab-madzhab dan macam-macam bid’ah. Kyai Faqih juga berpesan kepada pengurus-pengurus masjid d jatibarang supaya dalam memilih kepengurusannya harus dari orang NU, karna hakikatnya masjid merupakan salah satu tempat/basis untuk menjaga tradisi para kyai dan kaum santri zaman dulu yang telah berdarah-darah meraih kemerdekaan dan menjaga masyarakat dari berbagai gerakan/propaganda yang mengancam eksistensi NU dan NKRI, terutama di Jatibarang. Kegiatan Lailatul Ijtima' ditutup dengan doa bersama dan selesai pukul 23.50 wib. (iz)

Urgensi Dakwah Kebangsaan Mengkonter Radikalisme


Kiai Idham mengatakan:
“Tugas saya yang paling berat adalah menghadapi gerombolan yang membawa dalil-dalil agama Islam. Yaitu Darul Islam Kartosuwiryo di Jawa Barat, Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan, Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan, dan Tengku Daud Beureueh di Aceh.”

Maka wajar bila dalam konteks sekarang, kita temui perusuh negeri dengan dalih-dalih Islami terus bermunculan. Macam Jama’ah Anshar asy-Syariah (JAS), Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Jama’ah Anshar ad-Daulah (JAD), Jamaah Anshar al-Khilafah (JAK) dan jaringan teroris lainnya. Demikian pula dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pada tahun 2017 lalu.

Namun perlu diingat, bahwa meski telah dibubarkan, jaringan radikal macam HTI tidak akan pernah benar-benar bubar dan mati. Mereka tetap beroperasi secara senyap dan diam-diam maupun terang-terangan, meski tidak begitu vulgar seperti sebelumnya.

Bukankah tokoh dan simpatisannya masih kita jumpai bebas melancarkan propagandanya di berbagai platform media sosial? Demikian pula dalam dunia offline?